18 Januari 2012
Based on true story (hhe)
Nah kali ini saya menulis tentang pengalaman saya berkendaraan. Pernah naik motor kan? (minimal liat deh, kalo nd megang aja, katrok bener ya he). Di jaman sekarang motor bukanlah suatu hal yang tabu lagi, tapi tahukan sobat ternyata banyak hikmah yang bisa kita ambil dari benda tersebut.
Nah pasti sering kan denger dalil al Qur’an berikut ini:
“…Sesungguhnya jika kamu bersykur niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” QS. Ibrahim : 7
Atau yang ini:
“Mereka mengetahui nikmat Allah kemudian mereka mengingkarinya, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kafir.” QS. An Nahl : 83
Atau ini:
“Kami akan memberikan balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” QS. Ali Imron : 145
Ayat-ayat di atas merupaka dalil tentang keutamaan bersyukur. Nah sekarang yang jadi pertanyaan, “Apa hubungannya dengan motor?”
Salah satu komponen vital dari motor yang banyak orang abaikan adalah “rem” nya. Apa jadinya sebuah motor tanpa rem? Valentino rossi saja yang sudah beberapa kali juara moto GP tidak akan bisa jadi juara tanpa benda tersebut, hehe.
Suatu hari ketika saya pergi kuliah mengendarai motor, saya menyadari rem motor saya bermasalah. Rem depan sama rem belakang dua2nya nd pakem, nd “makan” kata orang hhe. Mau gimana lagi karena ada kuliah mau nd mau harus tetap pergi.
Masalahnya berlanjut ketika di perjalanan, bisa bayangkan gimana lagi buru-buru mau kuliah tapi motor tanpa rem? Ya, mau nd mau harus pelan2 jalannya. Pandai2 mainin gigi sama gaslah di jalan (Tips: gunakan gigi kecil ). Perjalanan pun terganggu karena mesti hati2 dan waspada di jalan, ujung2nya pun telat ke kampus. Gara2 hal kecil bisa timbul gejala besarkan?
Nah sekarang kita hubungkan ke konsep syukur, banyak orang yang diberi nikmat sama Allah tapi dia tidak bersyukur akan pemberian Allah tersebut, contoh nikmat disini adalah “rem” tersebut. Ketika kita jarang merawat motor kita minimal mengecek kondisi rem dan ban, itu menunjukkan ketidaksyukuran kita. Kita seolah tidak peduli terhadap apa yang sudah diberi kepada kita.
Nah ketika di jalan apa yang terjadi? Kita kesusahan dalam berkendara kan? Begitu juga nikmat, seseorang baru akan menghargai suatu nilai barang jika barang itu rusak atau hilang. Baru sadar kan akan pentingnya rem? Dulu2 kemana aja? Hhe.
Konsekuensinya apa? Telat ke kampus. Mungkin bisa ditelaah dari dalil ini:
“…Sesungguhnya jika kamu bersykur niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” QS. Ibrahim : 7
Kalo kita ingkar terhadap nikmat Allah apa konsekuensinya? “AZAB”
Coba aja kita selalu ngecek kan (tanda bersyukur), banyak nikmat lain yang akan didapatkan. Ketika berkendara merasa tenang, di jalan pun aman dan yang paling penting tidak telat ke kampus. Semoga analoginya bermanfaat.
by: cocol
0 komentar:
Posting Komentar